Critical Eleven by Ika Natassa
My rating: 4 of 5 stars
Sengaja aku memutuskan membaca buku ini pas di pesawat terbang, dalam perjalanan media trip ke Lombok, bersama 14 orang teman yang aku yakin tidak akan membuatku sedih. Tapi perasaan memang tidak bisa berbohong, karena tetap aku harus menyembunyikan mataku yang berair ketika aku pindah ke bangku belakang sambil memandang jendela dan membaca buku ini. Dan akhirnya aku terpaksa melihat keluar, memandang kenangan, dan berusaha menguasai diri karena semua hal yang berusaha keras dilupa kembali dengan santainya. Bertubi-tubi.
Benar Anya. Thanks I'm still alive now without brainless.
And my camera on my iPad solve it all. Klik.
View all my reviews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar