ulasan. resensi. kesan.

ulasan. resensi. kesan. ini bukuku, apa bukumu?

Rabu, 07 Maret 2012

The House of the Spirit (Rumah Arwah)

Rumah ArwahRumah Arwah by Isabel Allende
My rating: 5 of 5 stars

#2012-01
Novel ini indah sekali.
Sebuah novel dengan cerita beberapa generasi, mengenai kehidupan seseorang, kekuasaan, tanah, pergolakan politik di sekitarnya, dan cinta pada keluarga.

Seperti halnya tuan-tuan tanah di Amerika Selatan, Esteban Trueba punya rumah besar yang apik, yang didiami oleh keluarganya, dan tanah perkebunan yang luas, yang didiami bersama petani penggarapnya, yang menghasilkan kekayaan untuk tanah pertanian itu sendiri. Petani-petani tersebut diperkenankan tinggal di lahan itu, dididik sebagai petani handal, anak-anak mereka disekolahkan, sehingga dipikir itulah satu cara yang adil. Trueba punya tanah, petani menggarap dan diperbolehkan tinggal di tanah garapannya. Satu simbiosis mutualisme di masa lampau.

Lalu zona aman itu berubah ketika petani mulai memberontak, menuntut kemerdekaan mereka. Tuan tanah tetap tidak merasa salah, merasa sudah mencukupi kebutuhan orang-orang yang diperkenankan tinggal di tanah. Esteban tidak sadar, bahwa orang-orang di sekitarnya mulai menjauh darinya, berdekatan dengan pihak-pihak yang ia anggap musuh. Di keluarga ini, revolusi memakan anak-anaknya sendiri. Tak diketahuinya anak-anaknya yang menyeberang ke kubu yang menentang tuan tanah. Lalu ia sendiri yang membasmi kubu itu. Dan ia ditinggalkan dalam ketidak tahuannya.

Laki-laki. Kuasa, gagah, dan ego. Tanpa itu mereka tidak bisa hidup. Bahkan dalam sakit pun ia masih mempertahankan kuasa dan egonya. Merasa jumawa atas hidup tiga perempuan : Clara, istrinya, yang dicintainya habis-habisan dan mendampinginya dengan lembut dan keras, Blanca, anak perempuannya yang tidak ia ketahui sisi lainnya, mencintai orang yang dianggapnya salah, Alba, cucunya yang memperjuangkan apa pun demi cinta, bahkan dirinya sendiri, melepaskan diri dari kungkungan keluarganya yang borjuis. Perempuan-perempuan yang masih memiliki sifat lembut di balik kekerasanan hatinya, mempunyai tanggung jawab total dalam ketabahannya, dan keberanian atas keyakinannya sendiri.

Trueba dengan egonya, tidak sadar bahwa perempuan-perempuan ini seharusnya bisa menjadi sumber kekuatannya, namun ia tidak mengalah, karena memang laki-laki tidak mengalah. Zaman yang berubah sejak tuan tanah, revolusi sosialis, penguasaan oleh militer. Ia berdamai dengan dunia dengan caranya sendiri.


View all my reviews

Tidak ada komentar: