My rating: 4 of 5 stars
Namaku Lelananging Djagad, artinya lelaki yang amat lelaki atau sebutan lain untuk Arjuna. Aku lari dari keluargaku yang ningrat untuk mencari pengalaman hidup. Aku tidak mau disekolahkan ke negeri Belanda, negeri penjajah yang merampas harta negeriku. Aku menceburkan diri ke lautan, dengan nahkoda Kapten Darmo, dan kapalnya Sembrani, si pemilik Pedang Panjang. Kapten Darmo berkata bahwa Sembrani si kuda terbang akan menuntun jalannya di lautan. Jika sedang dalam keputusasaan, Sembrani akan muncul, dan menolongmu.
Aku bertempur melawan Belanda di lautan, sesaat sebelum kemerdekaan tanah air yang kucintai ini. Lepas dari tawanan tentara Belanda aku ditahan oleh Jepang, kaum kuning kecil yang datang dari timur dan ingin menguasai tanahku juga lautku. Semua demi kekuasaan. Diselamatkan Sekutu, aku merapat. Kembali ke Surabaya, menjejak tanah kembali. Dan bertemu dengan Kemuning, nenekmu, Laras.
Ombak bergulung-gulung. Gelap gulita, petir menyambar-nyambar. Padahal baru saja kami berjalan, kenapa sudah diterjang ombak seperti ini. Kapal Sembrani, demikian kuberi nama seperti Kapal Jung Jawa yang dulu dimiliki Kapten Darmo, bergoyang ke kiri kanan terempas ombak.
“Gulung layaaaar!” teriakku.
Satu per satu layar digulung dengan susah payah karena angin seperti menentangnya. Sebagai nahkoda pun aku tidak akan berfungsi banyak karena kemudi bergerak sendiri ke kiri dan ke kanan. Keadaan jadi gelap gulita, semua cahaya di kapal mati. Kami mati-matian mengeluarkan air dari kapal.
Ya, Gusti! Jangan biarkan kapal ini terbalik!
(h.86)
Namaku Laras Maharani Djagad. Aku orang tua tunggal yang sedang membaca buku harian kakekku. Hidupku tidak bisa dibilang normal. Aku mengejar cinta seorang Rain, yang kukenal dan berpisah, dan berusaha merebut cintanya. Aku tahu Rain ada, dan bersamaku, tapi apakah hatinya untukku? Sementara aku terus membangun karirku, bepergian ke luar negeri, untuk memantapkan hatiku apakah aku memilihmu, Rain. Tapi apakah kau memikirkanku di kala aku memikirkanmu? Apakah kau bisa menerimaku dan Rose, yang juga merindukan seorang ayah?
Ada garis hidup yang harus dijalani. Ada kebetulan yang mungkin terjadi. Ada kaitan yang di luar nalar kita. Ada petunjuk yang datang dari mimpi. Masa lalu dan masa kini, tak berbeda, hanya dipisahkan oleh hitungan waktu. Ada doa yang harus dipanjatkan. Pedang warisan ini harus berjalan ke mana ia harus berada. Ini adalah jalan pedang mencari tuannya.
Ketika saatnya lepas, maka harus ikhlas. Karena takdir sudah menyuratkan demikian.
Aku membaca buku dengan plot baju mundur yang menarik. Mengenang petualangan Djagat, meriuh dengan pelarian Laras. Mengikuti ombak dan Sembrani Djagat, dan gemuruh hati Laras. Mereka sama-sama kuat dalam dunianya masing-masing. Dalam perjuangan, atau dalam pesta. Masalah itu bisa dibuat, bisa juga tak terprediksi. Namun bahagia itu diciptakan.
View all my reviews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar