My rating: 5 of 5 stars
Menutup buku ini, aku merasa sebagai seorang alien karena bisa menikmati ceritanya yang datar. Sambil melamun di tepi jendela, bercerita tentang kehidupannya yang naik turun, hilang, terbang, larut dalam pikiran.
Dear Mi,
Kau buka ceritamu dengan patah hati. Sesuatu yang mestinya terdengar sedih dan mengenaskan sebagai alasan kenapa surat-surat ini ada. Tapi kau tidak larut dalam kesedihan. Kau berusaha untuk membuatnya tidak tahu bahwa kau sedih ketika hatimu yang retak akhirnya hancur berkeping. Kau beranikan diri datang ke pernikahan itu dengan wajah palsu. Perasaan yang datar. Yang dituliskannya dalam cerita.
Dear Mi,
Aku melihat kau tidak membiarkan dirimu terombang-ambing. Mencari cercah keseharian yang menyita kesibukan. Mengisi hari untuk melupakan. Menikmati rutinitas, kejaran waktu, lalu larut dalam lelah untuk kembali memulai hari. Tapi bukan ini yang kau cari. Ini pelarian, karena sesungguhnya kau masih memikirkan dirinya.
Banyak hal konyol kulakukan bersamanya, terlepas dari tubuh kami yang sama-sama menua. Pada pertemuan kelima dan keenam, kami berpura-pura tak saling mengenal. Di mal dan galeri lukisan, kami berpencar membelah kerumunan, berintraksi dengan orang-orang yang tak kami kenal. Sejam kemudian, aku sudah menggandeng seorang pria, dan kau menggandeng seorang perempuan. Sebelum kembali bertemu, kami memastikan identitas orang-orang itu : apakah mereka lajang, usia mereka berapa, apa ada pekerjaan tetap dan lainnya. Setuntasnya, kami menuju tempat yang sudah kami janjikan. Disana, kami memperkenalkan pria dan perempuan yang tak kami kenal itu kepada satu sama lain dan menjodohkan mereka.
h.124
Dear Mi,
Kau mencintai lagi dalam hujan. Kau membuatku tersenyum membaca suratmu. Akhirnya kau temukan bahagiamu, semoga tuk selamanya. Lagu, puisi, tari, tulisan yang tak bisa banyak dibagi dulu, kini menemukan duetnya. Kau membuat hatimu berbicara, melayang, dan bercengkrama. Kau bahagia.
Dear Mi,
Ketika datang laramu, dan kau hanya bisa membawa ceritamu ke dunia absurd, dunia khayalan yang tak sengaja tercipta, imaji kegelapan yang kau tenggelami. Aku sedih. Aku ingin menolong tapi kau menjauh, kau membangun pagar di sekelilingmu agar cuma kau yang merasakan sakitmu.
Mungkin saat ini sebenarnya aku tidak sedang mencari-cari Tuhan -- atau mencari-carimu yang ada pada jarak jutaan tahun cahaya. Mungkin tidak mempertanyakan kepercayaanku. Aku hanya mempertanyakan separuh bagian dari diriku. Bahkan aku tak pernah mampu menemukan jalan untuk bernegosiasi dengan diriku yang angkuh itu. Tak pernah ada konsesi. Tak pernah ada kesepakatan.
h.216
Dear Mi,
Biarkan aku menolongmu. Kuajak terbang melihat bintang, ke mana tak ada lagi yang kehilanganmu dan merasa kau tinggalkan. Kuajak kau melalui asteroid untuk belajar melalui kerikil yang menghadang melayang. Kugandeng kau menyusuri nebula kabut susu untuk sebelum berpindah galaksi.
Suratku tidak panjang, namun aku ingin kuperpendek jarak sejuta tahun cahaya antara kita.
salam,
Alien.
kuharap malam ini, kita melihat purnama yang sama.
Judul: Surat Panjang Tentang Jarak Kita yang Jutaan Tahun Cahaya
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2013
ISBN13: 9789792296402
Harga: Rp 45.000
View all my reviews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar