The Fault In Our Stars - Salahkan Bintang-Bintang by John Green
My rating: 5 of 5 stars
I like this book. I do liiiikeeeee this book...
I like this book because this is not just about cancer between Hazel and Augustus, this also about love, pain, and trust.
Selama ini aku selalu berpikir persepsi. Sakit itu persepsi. Trauma itu persepsi. Tapi dengan kanker, hal-hal ini benar terjadi tanpa dipersepsikan. Sesuatu yang harus dihilangkan dengan pereda sakit. Sakit itu nyata, menggerogoti dari dalam seperti dan sewaktu-waktu meledak seperti granat.
Augustus Walters, the hot cute guy playing basketball menderita kanker yang mengharuskan sebelah kaiknya diamputasi, jatuh cinta pada Hazel Grace, penderita kanker paru di sebuah forum support group.
Sampai akhirnya mereka menjadi dekat, dan Augustus mengajak Hazel ke Belanda untuk menemui penulis favoritnya Peter Van Houten.
Di sana mereka sadar bahwa mereka jatuh cinta.
“I'm in love with you," he said quietly.
"Augustus," I said.
"I am," he said. He was staring at me, and I could see the corners of his eyes crinkling. "I'm in love with you, and I'm not in the business of denying myself the simple pleasure of saying true things. I'm in love with you, and I know that love is just a shout into the void, and that oblivion is inevitable, and that we're all doomed and that there will come a day when all our labor has been returned to dust, and I know the sun will swallow the only earth we'll ever have, and I am in love with you.”
Ketika jatuh cinta, keinginan terbesar adalah bersamanya, memandang matanya, melihat senyumnya, bercerita sehari-hari tentang hal-hal tak penting, tentang buku yang dibaca bersama, permainan bersama, dan impian-impian akan masa depan.....
Tapi ketika masa depan itu tidak ada, dan yang ingin dilakukan adalah menghargai setiap waktu bersama, ketika jarak tidak menjadi masalah, ketika takut bukan lagi ancaman, ketika kematian terasa dekat, ketika air mata sudah tak ada artinya... yang ada hanya cinta yang membangunkan setiap hari, waspada apa yang akan terjadi hari itu, di sisa waktu yang sempit..
There are days, many of them, when I resent the size of my unbounded set. I want more numbers than I’m likely to get, and God, I want more numbers for Augustus Waters than he got. But, Gus, my love, I cannot tell you how thankful I am for our little infinity. I wouldn’t trade it for the world. You gave me a forever within the numbered days, and I’m grateful.”
Dan sakit itu menjadi teman yang harus dijalani bersama dengan hidup. Dimaafkan sebagai kesalahan. Karena cinta dengan sakit bisa dijalani tanpa penyesalan...
View all my reviews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar