ulasan. resensi. kesan.

ulasan. resensi. kesan. ini bukuku, apa bukumu?

Selasa, 26 Maret 2013

Six Suspects

Six SuspectsSix Suspects by Vikas Swarup

My rating: 5 of 5 stars


"Negeri kami aneh dan tak terduga. Kau bisa bertemu orang-orang terbaik di dunia serta yang terburuk di sini. Kau bisa merasakan kebaikan hati tanpa tanding dan menyaksikan kekejaman luar biasa. Untuk bertahan hidup di sini, kau harus mengubah cara berpikirmu. Jangan percayai siapa pun. Jangan andalkan siapa pun. Di sini kau sepenuhnya sendirian."

Di India, tingkat korupsi dan kolusi demikian tinggi sehingga kesalahan seseorang yang berjabatan tinggi bisa jadi tidak salah sama sekali. Aku curiga jangan-jangan banyak pejabat Indonesia yang studi banding ke India untuk mempelajari cara-cara lihai meloloskan diri dari tuduhan dengan jalan pemalsuan fakta, puntiran undang-undang, maupun menyingkirkan orang-orang baik. Saking banyaknya kejahatan terorganisir di Indonesia, sampai sulit untuk mempercayai satu pun pejabat yang suka menebar janji palsu. Yang mungkin belum dipelajari di India mungkin bagaimana merelakan membuat bom bunuh diri untuk membunuh pimpinan negara. Sepertinya orang Indonesia masih penakut soal ini. Masih lebih suka sok-sokan cari popularitas dengan jadi narasumber di televisi, bantai sana bantai sini lewat ketajaman mulut, and do nothing.

Cerita diawali dengan tewasnya Vicky Rai, seorang pengusaha muda yang playboy, menjalankan bisnisnya dengan darah, menggunakan pengaruh ayahnya yang Menteri Dalam Negeri untuk menghalalkan jalannya, dan sederet prestasi buruk lainnya.

Vicky ditembak di rumah peristirahatannya, tempat ia mengadakan pesta yang merayakan kebebasannya dari vonis penjara atas pembunuhan terhadap Ruby Gill di depan banyak mata di sebuah pesta sebelumnya karena mahasiswi doktoral yang sedang bekerja paruh waktu itu menolak menghidangkan wiski padanya. Ada 6 orang yang ditahan karena membawa senjata api di pesta ini. Sambil menunggu laporan balistik, Vikas Swarup mengisahkan motif masing-masing dari 6 tersangka yang dilihat dari wawancara Arun Advani, seorang jurnalis kriminal.

Ada Shabnam Saxeena si aktris terbaik India yang berulang kali dirayu Vicky, Munna Mobile si spesialis pencuri ponsel yang berkeliaran di pesta Vicky, juga Eketi pria dari kepulauan Andaman yang dicurigai tergabung dengan kelompok Naxalite yang ingin menguasai India, Larry Page seorang pria Amerika yang jatuh cinta pada Sabhnam Saxeena, Mohan Kumar yang dirasuki arwah Mahatma Gandhi dan membenci ketidak adilan atas vonis bebas Vicky, bahkan Jaganaath Rai, ayah kandung Vicky sendiri yang menuduh skandal anaknya akan menghancurkan karier politik yang ia bangun bertahun-tahun.

Di luar dari mereka berenam, banyak sekali orang yang membenci Vicky Rai. Sepak terjangnya dari berbagai bisnis banyak yang menumpahkan darah dan kesewenang-wenangannya pada rakyat kecil, membuat berita kematiannya menjadi hot gossip di negeri itu.

Vikas Swarup membangun cerita ini menjadi asyik, dengan membuat tiga bagian cerita berupa latar belakang, motif, dan pengakuan. Tidak menegangkan namun mengasyikkan untuk dibaca. Apalagi membacanya di tengah skandal kasus Rasjid Radjasa yang diputus bebas (karena menyandang nama Radjasa?) seperti melihat cerminan kasus yang mirip karut marutnya di negeri kita, yang korupsi juga masih tumbuh subur seperti India.

Seperti White Tiger-nya Aruvind Adiga yang juga mengulik busuknya pemerintahan India, Swarup juga menelanjangi bobroknya melalui banyak percakapan-percakapan Jaganaath Rai dan Mohan Kumar yang membuat geram dan jijik pada orang-orang pemerintahan. Swarup juga memotret banyak wilayah kumuh India melalui perjalanan keliling India oleh Eketi, juga kehidupan Shabnam aktris India papan atas nomor tiga setelah Aishwara Rai dalam menjalani hari-harinya.

Buku ini adalah buku pertama tahun ini yang bisa membuatku terjaga sampai jam setengah tiga pagi karena penasaran dengan tersangka akhirnya. Walaupun tak penting, karena toh Vicky Rai sudah mati juga, namun hasil sedih maupun gembira pasti ada. India yang melatari cerita ini membuat karya ini menjadi unik.





Vikas Swarup adalah novelis kelahiran India yang terkenal oleh novel Q & A yang difilmkan dengan judul Slumdog Millionarie dan meraih piala Oscar.
View all my reviews

10 komentar:

destinugrainy mengatakan...

terjemahannya bagus ga mbak? beberapa buku dgn latar belakang India yang pernah aku baca agak ga bagus terjemahannya

Tezar mengatakan...

aku suka yang Q&A. Dan buku ini sudah di tangan #entahkapanbacanya, hehehehe

astrid mengatakan...

waaah premisnya seru banget deh...belum pernah baca Vikas Swarup, baru pernan nonton filmnya aja...gaya bertutur ala interview itu ciri khasnya kayanya ya :)

Unknown mengatakan...

Baru mau nanya tentang terjemahannya, eh udah ditanya Kak Desty. :) Menarik banget ya premisnya.. Udh lama gak baca buku serupa :)

Kubikel Romance mengatakan...

banyak yg baca tentang India nih, bahkan kayaknya penulis yg berasal dari India lebih go inter daripada penulis dalam negeri, baru baca penulis India yg nulis The White Tiger :)

alvina vanila mengatakan...

wah semacam cerita detektif nih, jadi penasaraan

Dila @ Kilas Buku mengatakan...

aku belum baca mbakk..
jadi pengen punya juga... fufufu

indri juwono mengatakan...

terjemahannya menurutku oke ya? buku India yang mana yang nggak bagus? aku baca terjemahan latar India so far oke2 aja. Divakaruni, jhumpa Lahiri, Kiran Desai, yang belum baca Arundhati Roy.

(kecuali Midnight Children. oke, itu emang bukunya yang ruwet. tapi ceritanya bagus. mau baca karya Rushdie yang laiinn..)

indri juwono mengatakan...

sastra Asia itu banyak yang keren loh yang diterjemahkan..
kenapa?
karena yang diterjemahin emang yang bener2 bagus :D
kalau novel barat kan banyak banget yang diterjemahin macem-macem..

JamaL mengatakan...

Setuju sama mbak Indri! Buku india emang keren! aq dah baca The White Tiger.. pgen nulis resensinya tapi macet entah mengapa. Pgen baca ulang lagi dulu baru diresensi.

Vikas Swarup jg bikin penasaran cz kata temenku yang udah baca Q&A yg dipilemin jadi Slumdog Milioner itu bagus n jauh amat sama filmnya (pdhal bagiku pilemnya bagus bgt)

Buku india yang kupunya dan belum kubaca: Arundhaty Roy dengan "The God of Small Things", Salman Rushdie dengan "Satanic Verses", Midnight Children", "Harun dan Samudra dongeng", "Luka dan Api Kehidupan."