ulasan. resensi. kesan.

ulasan. resensi. kesan. ini bukuku, apa bukumu?

Minggu, 16 Oktober 2011

Tempurung

TempurungTempurung by Oka Rusmini
My rating: 4 of 5 stars

#2011-21#

Inilah novel tentang tubuh perempuan yang sesungguhnya tidak jadi milik mereka sendiri. Bahkan seringkali mereka juga gagap berhadapan dengan tubuh sendiri. Tubuh yang tidak mereka kenal. Inilah kisah perampuan, yang tidak tahu apakah menjadi perempuan itu anugerah atau kutukan.

Dayu, seorang perempuan Bali, ibu dari seorang anak lelaki, berkasta brahmana, karena menikah dengan pria bukan Bali, bukan Hindu, dan jelas-jelas tidak sekasta dengannya, dibuang dari keluarga besarnya, tidak boleh lagi bersembahyang di Griya. Masih tak tahu anaknya akan berTuhan siapa. Yang bertetangga dengan...

Saring, perempuan yang ayah ibunya mati terbunuh warga karena dianggap mencuri daksina (sesembahan), menyerahkan diri pada Barla, yang ternyata mengkhianatinya ketika keluarga mereka mapan, menutupi keburukan Barla di depan anak-anaknya, untuk kehormatan keluarga. Yang bersahabat dengan...

Glatik, pembenci laki-laki karena trauma dengan pengalaman hidupnya. Ayahnya yang pencinta burung memenuhi rumah dengan sangkar-sangkar dan membuat rumah tinggal mereka tidak sehat. Ibu dan adiknya meninggal karena radang paru-paru. Kelak akan ada pembalasan dendam..

Ida Ayu Made Pidagda, alias Patricia, perempuan Bali yang beristri lelaki bule, tidak berinteraksi dengan lingkungannya, memiliki dua anak..

Maya Coultermein, juga memiliki suami bule, takut hamil, karena takut memiliki anak yang cacat, karena takut idiot dan gila seperti adiknya, yang kejam dan suka menyiksa semena-mena. Memiliki pembantu bernama...

Sipleg, lahir sebagai satu-satunya anak yang selamat di keluarganya. Memilih diam daripada harus menanggapi omongan warga desanya. Dinikahkan begitu beranjak dewasa, dengan harapan memperbaiki nasib. Ayahnya, pekerjaannya tak menentu hanya menginginkan anak lelaki. Ibunya yang sering melahirkan, yang selalu mati, rusak, dan banyak jumlahnya. Dirinya seperti orang tua bagi ibunya...

Songi, pelacur cantik yang dijual ibunya begitu memasuki kedewasaan. Diperas untuk menghidupi keluarganya. Menikah dengan Sager,jawara desa, yang begitu sering mencaci makinya. Selalu hamil dan mengandung lagi, untuk berperang dengan dirinya, yang amat membenci ibunya, yang menjadikannya begini...
"Kalau kau mulai mengingat satu nama, kau bukan pelacur. Seorang lelaki yang mau mengawinimu adalah lelaki jahanam!"

Rimpig, menikahi Pasung, seorang pemalas yang kerjanya hanya minum-minuman keras. Sering semena-mena melampiaskan nafsunya. Pasung ditangkap warga setelah menakuti perempuan desa. Menghidupi ketiga anaknya, dan membuat ketiga anaknya menghidupinya. Rabug, Ribeg, dan Songi. Terpenjara dalam kekayaan demi penghormatan..

Jelangga, sepupu Dayu. Menikah dengan seorang sulung beradik tiga dan bukan dari Bali. Juga diusir dari Griya. Ternyata mendapat mertua yang sok priyayi, minta dihormati, merasa pernah jadi orang kaya. Selalu disalahkan, karena mertuanya menganggap anak lelakinya selalu benar. Namun juga mertua yang minta dibalas budi oleh anak-anaknya dengan cara halus, sindiran, dan selalu terkenang pada kejayaannya di masa lalu..

Rosa Carmelita, pengasuh Sarah, adik Maya, orang Indonesia yang besar di Perancis. Memiliki papa yang selalu mengabaikannya dan mamanya, hanya tenggelam dalam pekerjaannya saja setiap hari. Bertanya-tanya, bagaimana mamanya bisa sanggup hidup sebagai pendamping, pengurus papa, sementara papa tak pernah mau tahu betapa lelahnya mama. Mencari tahu tentang papanya hingga pulang ke Indonesia..

Dan cerita perempuan-perempuan lain yang lelah namun tak tahu bagaimana mengadu, yang sudah tidak sanggup mengeluh, yang berakhir dengan menerima nasibnya sampai mati, karena melawan dianggap tidak pantas..

Perempuan, yang diatur, harus menjadi apa ia, harus seperti apa ia. Sering aku bertanya pada diri bisakah perempuan memiliki dirinya sendiri?



View all my reviews

Tidak ada komentar: