Stupid and Contagious by Caprice Crane
My rating: 4 of 5 stars
#2010-88#
I feel stupid and contagious
Here we are now, entertain us..
Lirik lagu dari Nirvana di atas sepertinya mengilhami si penulis untuk memberi judul buku ini Stupid and Contagious, apalagi ada satu bagian yang menceritakan perjalanan ke Seattle pada hari peringatan bunuh dirinya Kurt Cobain, yang anehnya kenapa diterjemahkan jadi 'jodoh dari kamar sebelah', sepertinya misterinya berkurang. Jadi terbaca jelas bahwa ketika mereka diceritakan bertetangga, jadi berjodoh.
Cerita ini memuat dua sudut pandang, dari sisi Heaven, dan dari sisi Brady, yang dimuat dalam bab yang bergantian. Bukan sesuatu yang baru, karena banyak cerita pun dituliskan dalam gaya demikian. Tapi keunggulan gaya cerita ini adalah, emosi-emosi si tokoh bisa lebih tergali, karakter, latar belakang, perasaan terasa lebih cocok diceritakan dalam sudut pandang 'aku' karena ada dua 'aku' di sini, Heaven dan Brady.
Seperti mempertanyakan sebuah pertanyaan lama, apakah dua orang laki-laki dan perempuan yang selalu bersama-sama bisa hanya berteman saja, tanpa ada rasa lain dalam hati mereka?
Bisa dijawab ya atau tidak. Tidak sedikit hubungan cinta berawal dari persahabatan, dan tidak sedikit juga pertemanan menjadi persahabatan. Sering juga suatu hubungan persahabatan menjadi gagal ketika mengungkapkan cinta, ketika ketulusan berteman menjadi sesuatu yang posesif.
Di sini diramu ide yang sama. Lajang, bertetangga, dengan tingkat stress yang sama. Heaven, mantan PR, dengan pekerjaannya sebagai pramusaji dan pelanggan yang terkadang menyebalkan. Brady, pencari bakat di dunia musik, yang kesulitan mencari artis untuk diorbitkan sebagai penghasilan bagi perusahaan rekamannya. Waktu senjang mereka yang dilalui di apartemen diisi dengan obrolan-obrolan dan celoteh khas tetangga. Lebih sering ledek-ledekan. Apalagi tingkah Heaven yang sering membuka surat Brady karena salah kotak surat.
Kebersamaan, canda, kesal, marah, lama kelamaan akan tumbuh menjadi cinta. Kebutuhan untuk tidak kehilangan. Keinginan untuk ada, walaupun menyebalkan, walaupun bikin marah. Dan cinta datang tanpa permisi.
Kalau komentar saya untuk buku ini: lucu.
Jenis cerita komedi cinta yang menyenangkan dibaca, tidak terpaku pada bahasa mendayu-dayu atau kata-kata manis. Tidak ada pangeran sempurna di sini, atau cinderella mencari cinta. Keduanya hanya orang biasa, dengan permasalahannya masing-masing. Wajar, manusiawi, dan tidak berlebihan. Setiap orang bisa mengalami hal yang sama.
Tabik untuk penerjemahnya, yang meminjami buku ini.. (lirik bos-jadi nambah 1*)
Hello, hello, hello, hello, how low?
Hello, hello, hello, hello, how low?
Hello, hello, hello, hello, how low?
Hello, hello, hello, hello
With the lights out it's less dangerous
Here we are now entertain us
I feel stupid and contagious
Here we are now entertain us
A mullato an albino
A mosquito my libido
A denial
*moshing*
View all my reviews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar