cerita tentang buku. buku. dan buku. separuh hidupku adalah perjalanan. separuhnya lagi adalah buku.
ulasan. resensi. kesan.
ulasan. resensi. kesan. ini bukuku, apa bukumu?
Sabtu, 26 Januari 2013
Museum Kata di Negeri Laskar Pelangi
Tak pernah kubayangkan akan bisa ketemu Andrea Hirata di tanah kelahirannya, Belitong, yang sekarang masuk provinsi Bangka Belitung di Indonesia. Trip awal tahun 2013 kemarin kuikuti hanya karena ingin menjelajah pulau mungil yang terkenal karena Andrea merangkai cerita dalam buku berjudul Laskar Pelangi yang akan mendunia karena diterjemahkan dalam 18 bahasa.
Lokasi tujuan pertama adalah replika SD Muhammadiyah Gantong, yang berjarak sekitar 2 jam dari Tanjung Pandan, tempat pesawat kami mendarat. Tak seperti di set aslinya di tepi jalan, replika ini terletak di atas tanah perbukitan yang berwarna putih. Belitong memang banyak mengandung kapur pada tanahnya. Bangunan ini mirip sekali dengan set lokasi sekolah tempat Ikal, Lintang dan teman-temannya menuntut ilmu sekolah dasar. Dinding-dinding lapuk, kursi-kursi yang rusak, ruangan kelas yang hanya dua, bahkan balok kayu penahan dinding masih terpasang di sini. Memang, buku dan film ini berhasil menjadi ikon untuk pulau kecil ini sehingga apa pun yang berbau Laskar Pelangi bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang.
Sesudah siang berjalan-jalan ke bendungan, kami menuju desa tempat tinggal Andrea Hirata. Di sana, ia mendirikan Museum Kata Andrea Hirata, yang berisi koleksi poster-poster, kutipan-kutipan menggugah, juga contoh sampul dari berbagai edusu buku karyanya. Museum ini berada dekat dengan rumah orang tua Andrea Hirata. Bentuknya mengikuti bebanyakan rumah asli di sana, dengan kayu-kayu, atap seng. Lantainya masih dari kayu beralaskan tikar. Sangat alami.
Aku pernah beberapa kali bertemu dengan Andrea di Jakarta, dalam beberapa acara perbukuan, namun tidak bisa disebut kenal. Tidak bisa dibilang ngefans sekali dengan bukunya, namun secara umum aku suka dengan ceritanya. Aku bahkan punya hampir seluruh buku karya Andrea Hirata. Menurutku, cerita-cerita Andrea sangat Melayu sekali, seperti sastra-sastra lama Indonesia. Ceritanya santai ringan mudah dibaca, kenes dan bisa diterima siapa saja, mengandung unsur petualangan dan imajinasi yang pasti disukai anak-anak sampai dewasa. Tokoh-tokohnya hidup dan lucu. Cerita terakhir yang kubaca, Cinta di dalam Gelas adalah karya Andrea favoritku. Cerita tentang seorang yang belajar catur sampai lewat internet, juga belajar bahasa Inggris dengan tekun, dengan latar kebiasaan-kebiasaan orang Belitong sehari-hari. Warung Kopi yang menjadi lokasi pertandingan benar tersebar di sekeliling Belitong. Salah satu sub babnya berjudul Buku Besar Peminum Kopi tentang berbagai kebiasaan di Belitong, entah benar atau tidak, tapi bisa membangkitkan tawa.
Sangat beruntung karena ketika kami datang ke Museum Kata Andrea Hirata, si pemilik museumnya ini ada. Dengan ramah ia meladeni tamu-tamu yang ingin berfoto bareng dengannya di depan sebuah tungku yang senantiasa memanaskan kopi khas Belitong yang bisa dinikmati sembari mengobrol dengan Andrea. Agak sayang sih, karena sebagian besar peserta trip bukan pembaca buku sepertiku, sehingga mereka cuma heboh berfoto-foto saja. Maka ketika aku mendapatkan kesempatan untuk ngobrol dengannya, aku utarakan saja bahwa aku sangat suka membaca dan tergabung baik dalam Goodreads Indonesia dan Blogger Buku Indonesia.
“Apa itu Blogger Buku Indonesia?,” tanyanya. Kujelaskan bahwa Blogger Buku Indonesia adalah kumpulan orang-orang yang hobi nge-blog yang berkaitan dengan buku, dan terutama resensi buku.
“Penggagasnya mas Hernadi Tanzil dari Bandung,” tukasku. “Wah, Hernadi Tanzil saya kenal, dulu sering ketemu di Bandung,” ujar Andrea yang memang kita tahu, pernah tinggal dan bekerja di Bandung. Pantas saja, memang Bandung yang sempit itu memang mungkin mempertemukan orang-orang yang giat dengan dunia perbukuan.
“Saat ini sedang dirintis ke arah website, namun sekarang sudah ada blog agregator yang mengumpulkan link dari blog-blog yang jadi anggota, sehingga resensi atau post baru bisa diintip lewat sana,” sambil berharap penjelasanku ini tidak salah.
“Wah, menarik sekali, ternyata ada ya kumpulan blogger yang hanya membicarakan buku..”
Weih, jadi bangga jadi bagian BBI, sampai-sampai aku promosikan seperti ini. Aku mengingatkan,”Aku terakhir ketemu mas Andrea di Jakarta, waktu itu ada pembacaan cerpennya Agus Noor di Teater Jakarta. Aku sedang bareng mbak Endah Sulwesi.” Iya, itu salah satu Blogger Buku yang paling jadul namun masih beken yang dulu suka sekali menulis resensi, namun kini sibuk dengan pekerjaaannya sebagai editor di salah satu penerbit.
“Kenal Kurnia Effendi juga dong?” tanyanya mengingat pada seorang kawan.
“Iya, dong. Masih aktif tuh mas KeF di acara perbukuan, terakhir ketemu juga waktu launching bukunya Leila S Chudori, Pulang.”
Andrea tertarik dengan aktivitas Blogger Buku Indonesia, namun karena aku pun tidak seberapa aktif, hanya memantau perkembangan BBI lewat facebook, aku hanya menceritakan beberapa kegiatan rutin, seperti posting bareng. Kan masih muda, masih bisa berkembang lagi kan, beb!
Beberapa lama mengobrol seru tentang dunia perbukuan, juga rencananya untuk berdiam di Perancis sambil promo buku-bukunya yang diterjemahkan. Berbagai jadwal tour sudah menunggu Andrea di Eropa dan Australia. Beruntung juga sebenarnya aku sempat menjumpainya lagi sebelum ia meninggalkan Indonesia. Entah kapan lagi akan ketemu dengannya. Sebenarnya aku agak menyesal karena aku berencana membawa buku Laskar Pelangi-ku untuk berfoto di depan SD Muhammadiyah Gantong, namun ketinggalan di Depok. Seandainya buku itu terbawa, pasti aku bisa mendapatkan tanda tangan Andrea di bukuku itu. Di Museum ini yang dijual hanya kaus Andrea Hirata, yang bisa dibeli dan ditantatangani olehnya. Seandainya buku-bukunya juga dijual di sini, pasti asyik bisa langsung mendapatkan tanda tangannya.
Kemudian siang itu juga kami dijamu dengan makan siang bersama ala Belitong, di rumah di samping Museum Kata. Setiap set untuk 4 orang, dengan urutan makan harus yang lebih tua dulu yang mengambil makanannya. Makanan khas Belitong ini amat lezat, atau memang kami yang memang sedang lapar-laparnya ditambah gerimis, membuat tak lama dimakan langsung habis.
Sebelum berpisah kami berfoto dulu dengan Andrea Hirata, salah satu ikon Belitung yang berhasil mengangkat daerahnya lewat sebuah karya seni tulis. Beberapa acara telah berlangsung di tempat ini dan mungkin akan terus berjalan seiring dengan majunya tingkat pariwisata di Belitong.
Usai dari daerah Gantong, kami ke Tanjung Tinggi yang di cerita Laskar Pelangi disebutkan sebagai daerah tempat tinggal Lintang, sahabat Ikal. Jarak yang ditempuh dengan mobil sekitar 2 jam, sehingga aku membayangkan bahwa Lintang menempuh itu dengan mengendarai sepeda, pakai bertemu buaya pula! Jadi bersyukur bahwa kita bisa sekolah dengan mudah dan berlomba mencapai mimpi agar tidak kalah dengan Laskar Pelangi.
depok. 26.01.2013 : 01.46
travel 4-6 Januari 2013 with Steffy & Devi. photo courtesy of us.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
8 komentar:
Perjalanan yang luar biasa. salut juga buat Andrea Hirata yang bisa mempromosikan Belitong dg sangat sukses. hidup BBI!
wuah bang ikal sekarang udah tahu tentang bbi
Thx sudah mengenalkan BBI pada 'Ikal', semoga beliau juga jadi tertarik jadi blogger buku :)
Gak nyangka ternyata Andrea masih inget sama aku, kirain udah lupa.. :))
wih keren banget bisa ketemu andrea hirata!!! makasih udah dipromosiin BBI nyaaa \(^o^)/
Waaa....Teh Indri kereeennn. Kudunya sekalian ajak Andrea kerja sama dengan BBI, teh. Kita diajakkin review bareng bukunya gitu #ngelunjak
Btw yang aku kagum, itu sekolah Laskar Pelangi gak dikomersilkan ya, teh. Gak ada jual tiket ato apa gitu buat masuk ke dalamnya. Salut juga sama orang sana.
Gak ke icon laskar pelangi lain, teh? Ke rumah Bu Mus ato ke rumahnya Harun gitu? I did that X))
Ke tempat indah, ketemu Andrea. promosi BBB..keren Indri..jadi pengen ke Belitong
"Museum Kata Andrea Hirata, yang berisi koleksi poster-poster, kutipan-kutipan menggugah, juga contoh sampul dari berbagai edisi buku karyanya." isinya selain itu apa kak Indri? ada perpustakaannya juga engga?
Ingin bersama kembali dengan kehangatan penghuni Musium Kata
Rumah Masa lalu ku
Entah kapan pun itu
Aku sendiri tak tau
Aku hanya merasa seperti sedang kembali ke rumah masa kecil ku
Terima kasih telah berbagi
Posting Komentar