50 Ways to Find a Lover by Lucy-Anne Holmes
My rating: 2 of 5 stars
#2011024#
Oke.
Ceritanya adalah tentang seorang gadis yang tak tak kunjung mendapatkan pasangan. Umurnya mendekati 30 tahun. Ia panik karena terus-terusan ditanyai keluarganya soal pacar dan menikah, bahkan sempat diaudisi untuk peran mendapatkan pacar di sebuah reality show.
Jaman dulu, seorang gadis dinikahkan begitu akil baliq. Kira-kira umur 13-15 tahun. Di umur seperti itu seorang perempuan muda sudah harus bisa melayani laki-laki. Beberapa masa kemudian, lulus sekolah lanjutan adalah patokan selanjutnya. Sekitar umur 17-20 an. Makin ke masa sekarang-sekarang ini, perempuan banyak yang memundurkan usia menikahnya, karena semakin terbiasa di masyarakat umum kalau menikah di usia yang lebih tua. Memang, berkaitan dengan aktifnya organ reproduksi wanita, wajarlah kalau memang dituntut untuk menikah di umur 20-30 tahun. Jadi, ketika di umur itu ia tidak mendapatkan pasangan, predikat 'perawan tua' akan melekat.
C'mon girls, life isn't that bad..
Kalau dilihat Sarah Sargeant ini, paniknya, bisa tertawa sendiri. Dalam pikirannya isinya hanya how to find a lover. Kencan buta, datang pesta bujangan, kencan kilat, dijodohkan. I don't know wheter it's funny, but isn't it stupid? Memangnya tidak ada yang bisa dikerjakan sehari-hari yang lebih bermanfaat? Sebagai aktris, mestinya dia punya wajah yang cukup lumayan (aku membayangkan dia secantik seperti artis selewatan di sinetron2 indonesia), koq nggak dapat2 pacar? Apalagi sampai2 yang dipikirkan di kepalanya cuma itu. Jaman sekarang, belum terlalu aneh koq kalau di umur 35 tahun kamu belum menikah, kalau kamu memang punya keahlian lain yang bisa dibanggakan.
Yah, kalau aku jadi temannya, aku akan bilang, get a life, Sarah, masih banyak yang bisa kamu lakukan selain hanya nyari jodoh semata. Terkadang, jodoh nggak akan datang ketika dicari dengan penuh niat. Lebih baik carilah teman, yang baik yang bisa mengerti kamu. Yang sehobi dengan kamu. Yang tahu kebaikan maupun keburukan kamu, yang mau mengingatkan kalau salah, mendukung kalau benar. Siapa tahu, disitulah inner beauty akan tampak. Bukan dari paras, namun dari otak, tindakan, dan ketulusan.
So, go! Get a fish!
***
note :
Aku lebih suka tema yang diusung Stupid and Contagious, cara menulisnya juga. Buku ini terlalu biasa, isinya terlalu full curhat. Tapi terjemahannya bagus, cukup rapi. Typo-nya tidak banyak, kurang dari 10 buah.. (dan tidak kucatat pula).
View all my reviews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar