ulasan. resensi. kesan.

ulasan. resensi. kesan. ini bukuku, apa bukumu?

Kamis, 12 Agustus 2010

Burung-Burung Manyar

Burung-Burung ManyarBurung-Burung Manyar by Y.B. Mangunwijaya

My rating: 5 of 5 stars


Ini bukan hanya tentang cinta. Ini manusia. Bahwa manusia memiliki sifat yang tergambarkan oleh judul-judul babnya dari tulisan Romo Mangun ini.

Masa transisi, masa pasca kemerdekaan. Anak harimau mengamuk. Elang-elang menyerang. Hingga burung kul mendamba. Untuk siapa Teto berjuang? Untuk negaranya kah? Bukan, ia membenci sang proklamator. Ia hanya berjuang untuk dirinya sendiri. Karena ia benci Jepang, yang telah merenggut ayah dan ibunya darinya. Teto yang kehilangan keluarga, membuat dirinya menjadi pribadi yang dingin.

Kasihan Teto, diombang-ambing antara pilihannya sendiri di KNIL dan cinta platonisnya pada Atik. Dia memilih meninggalkan Atik, tapi setiap saat selalu didera akan penyesalannya. Mungkinkah ini memang kesombongan laki-laki yang sulit untuk mengakui adanya cinta? Selalu diulur dengan harapan si gadis akan kembali namun lupa kalau terulur terlalu jauh akan terputus?? Perang, perbedaan idealisme, perbedaan ideologi dapat membuat seseorang melepas cintanya. Teto tidak sendiri, Komandannya pun terjebak dengan cintanya kepada ibunya. Inilah yang membuatnya juga kuat tetap dalam perintah KNIL.

“Pendeta masa kini adalah para ahli matematika dan sarjana-sarjana dalam kedudukan-kedudukan perhitungan kunci,” jawabnya tenang, pasti, ningrat.

Teto tumbuh menjadi salah satu dari itu. Anak kolong itu, yang hidupnya terombang-ambing antara perang dan cinta, yang tidak tahu harus memilih yang mana di masa mudanya, tenggelam dalam hal-hal rasionalitasnya. Namun nasib memang bergulir sebagaimana digariskan. Hidup tidak bisa dihitung, ditebak, selalu ada tanpa batas untuk nasib. Seperti satu dibagi nol.

“Apa kau kira orang yang dipimpin itu selalu lebih lemah?” Matanya bening dan lebar penuh pertanyaan. Kuteruskan ,“Jana tidak dipimpin. Dialah yang memimpin, Atik. Hanya kau yang tidak tahu. Susahnya kau wanita terlalu pandai. Tetapi terlalu emosi juga.”

View all my reviews >>

Tidak ada komentar: