Balada Si Roy by Gol A Gong
My rating: 5 of 5 stars
#2010-45#
Kudengar gemuruh ombak lautan
Nyanyian daun-daun dan serangga malam
Angin mendesau membisikkan sesuatu
Dan bau tanah pegunungan memanggiliku
Maka kutinggalkan rumah dan ranjang mimpi
Pergi mengembara ke belantara sunyi
Menggendong ransel sarat beban
: o, apa sebenarnya yang kauburu?
Lakon apa yang ingin kau mainkan?
Ya, akulah si pengembara
Terus bergerak ke cakrawala
Walau beribu kali tersungkur kenyataan
Jiwaku menolak kebuntuan jalan
Ya, akulah si pengembara!
(toto ST radik)
Puisi ini ada di buku 5 Blue Ransel. Tidak tercetak di edisi bundel. Karena favorit saya, saya mengutipnya untuk anda. For my legendary book that change my life...
*****
Percayakah anda, kalau perjalanan akan mengubah hidup seseorang? Aku percaya. Perjalanan (seharusnya) akan membuat hidup anda menjadi lebih berarti, karena dengan bertemu dengan berbagai orang, berbagai kalangan, akan membuat anda memperluas pola pikir anda, memperluas cara pandang, tidak hanya dengan satu sudut pandang saja.
Remaja Roy suatu saat merasakan apa yang dialami perempuannya. Suatu ketika ia melihat dari sudut pandang Ani, wanita yang dicintainya sejak SMA, bagaimana untuk melepaskan impian dan membahagiakan keluarganya. Juga Jesse, Ongki, sepupunya Rani, Mimi di jogja, Nona di Ambon, Ina di India, hingga Suci, pelabuhannya, sejatinya, tempat curhatnya, kemana hatinya berpulang.
Remaja Roy juga yang sesak atas apa yang dialami Toni, bagaimana menjadi invalid, Iwin sahabatnya, Edi yang selalu menasehatinya, Mumu, si pencuri Blue Ranselnya, juga bagaimana ia memberikan salamnya pada Dullah, yang sudah menyakiti dan mengira menghancurkannya. Dan ia mendapatkan persahabatan dengan pukulan. Luka tak pernah sembuh, namun dari situ persahabatan belajar.
Namun pengalaman perjalanan tak terbayar selain oleh pengalaman itu sendiri.. Hantaman, tantangan, kesulitan, akan membuat lebih kuat, lebih yakin dalam menghadapi hidup.
Ketika seseorang itu sangat hancur, cuma ada dua pilihan, kalah dan mati, atau bangkit dan melanjutkan hidup....
Itu pilihan, bukan kesempatan. Dirimulah yang memilih bersorak menang, atau terpuruk kalah.
Kehidupan memang mengajarkan segalanya. Kegembiraan hingga kepedihan. Bagaimana sikap kita dan sampai mana kita tabah dan ikhlas untuk menghadapi semuanya.
****
Lelaki dimiliki wanita, tapi dia memiliki semua.
Dia harus pergi, tapi juga harus pulang,
Karena ada yang dikasihi dan mengasihi,
Ya, lelaki memang harus pergi, tapi juga harus pulang
(hal 597)
View all my reviews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar