Twilight by Stephenie Meyer
My rating: 3 of 5 stars
#2010-63#
Prelude Confessions
Kenapa akhirnya saya memutuskan baca novel ini? Bukan karena saya pengen menjelekannya karena memang tadinya saya tidak suka setelah sempat skimming. Sebagai yang mengaku bisa buku apa saja, dan tingkat kecepatan membaca yang cukup, rasanya bolehlah meluangkan waktu sedikit untuk membaca supaya bisa berkomentar karena tahu. Yah, keputusan yang saya ambil dengan sadar dan kebetulan sangat mudah sekali mendapatkan buku ini di kalangan teman-teman saya non goodreader, sehingga tidak menunda-nunda menunggu buku.
Pengalaman nonton yang membuat saya bertanya-tanya. Pertama pas sesudah nonton bareng Eclipse dan kebetulan nggak ikut dan hanya dapet ceritanya cercaan teman-teman yang mentertawakan film ini. Kedua pas nonton Eclipse beneran dan malah saya ngerasa koq banyak bagian yang tidak bertaut. Terlalu banyak why this? Why that? Dan terutama banget adalah:
Who is Bella Swan? What is her destiny?
Siapa sih cewek ini???
Siapa sih cewek ini sampai-sampai satu keluarga vampir dan satu keluarga werewolf mau mati-matian ngelindungi dia?? Apa sih istimewanya??
(am I sound too jealous?? maybe… :p)
Trus kenapa saya mau meluangkan waktu membacanya??
Ooh, curiosity things maybe.. because this is a love story..
dan pertanyaan juga, kenapa saya, yang suka dengan buku-buku bertema curhat, tidak meluangkan waktu untuk baca?? kenapa saya skimming trus tidak suka? kenapa setelah nonton filmnya justru curious?
*
*
*
setelah baca bukunya..
Baiklah, ini analisis pribadi aja..
Ternyata Bella Swan adalah cewek biasa, namun istimewa karena pikirannya tidak bisa dibaca Edward. Belum pernah jatuh cinta sebelumnya. Tipe cewek yang sebenarnya cantik tapi nggak mau nonjolin diri. Seperti ini nih yang bikin cowok-cowok tergila-gila penasaran. Dan jatuh cinta sama Edward karena penasaran juga, nih cowok ngilang-ngilang melulu..
Edward jatuh cinta karena aroma Bella yang menggiurkan. Karena penasaran juga sih. Yeah, he just fall in love with her. Dari perasaan sayang ingin melindungi, berkembang menjadi perasaan mencintai. Karena Bella yang membuat hari-harinya lebih ceria. Kalau di buku kedua, katanya seperti meteor..
Sebagai love story, cerita ini top abis, banyak kata-kata yang bikin klepek-klepek. Apalagi adegan padang bunga di tengah hutan ketika mereka jadian, pasti so sweet. Bagaimana melihat cinta yang hanya cinta tanpa alasan berkembang di antara mereka berdua. Buat yang lagi jatuh cinta, pasti adegan ini bikin nggak bisa tidur. Sangat wajar yang dialami Bella, remaja 16 tahun yang sedang berkembang perasaannya. Siapa sih yang tidak jatuh cinta di umur segitu?
Sebagai cerita vampir, cerita ini gagal abis. Hanya diceritakan bahwa mereka tidak makan biasa, dan dapat hidup abadi. Juga diperlihatkan beberapa kemampuan-kemampuan vampir, tapi tidak diperjelas dengan kehidupannya bagaimana. Bagaimana mereka berburu, bagaimana menangkap mangsa, bagaimana menggigit untuk membunuh, atau menggigit untuk membuat vampir baru. Bagaimana mereka bertahan untuk tidak makan berhari-hari. Pertempuran dengan vampir lain pun hanya segitu saja digambarkannya. Sampai saya berharap bisa tahu siapa sih si Victoria yang tahu-tahu nongol di film, tetap tak terjawab di sini selain penjelasan bahwa ia hanya kerabat yang mampir saja.
Gaya penulisannya dengan sudut pandang 'aku' membuat semua cerita dari sudut pandang Bella. Makanya, ketika Bella pingsan, bagaimana Edward membunuh James itu tidak nampak dalam cerita. Agak kecewa di situ. Ketegangannya suspensif, tapi lambat. Malah saya berpikir, bagaimana kalau Edward bukan vampir, tapi hanya anggota keluarga pembunuh yang jatuh cinta pada korbannya? Rasanya ceritanya nggak jauh berbeda.
Saya nggak tahu pasti, tapi saya merasa ada yang kurang sreg dengan penerjemahannya. Apalagi ini jenis genre yang baru saya baca. Buku love story favorit saya tentu tulisan-tulisan Paulo Coelho, walaupun dengan sudut pandang ' aku', tapi jatuhnya menjadi kisah-kisah yang sangat indah. Eksplorasi kata-katanya meninggalkan kesan di hati. Maaf buat penggemar novel romance, sepertinya gaya penerjemahan Twilight ini terlalu mendayu-dayu dan terlalu sederhana. Seperti novel-novel romance biasa lainnya. Memang banyak kalimat-kalimat indah, tapi mungkin karena terganggu dengan penceritaannya jadi tidak terlalu nempel di hati saya. Dan cooling down klimaks di epilognya, seperti mengikuti standar penceritaan, harus ada. Agak kurang greget saja. Seandainya dihentikan di bagian rumah sakit, saya sih lebih suka. No offense ya, penggemar romance dan Twi-hard..
Tapi lagi-lagi karena ini cerita cinta, anak sekolah pula, tak lengkap rasanya tanpa pesta dansa. Dan tak ada pesta yang tak usai. Memang akhir cerita sang putri dan si vampir di halaman sekolah itu yang dicari. Mudah-mudahan saat itu terang bulan, jadi lebih romantis lagi...
View all my reviews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar