ulasan. resensi. kesan.

ulasan. resensi. kesan. ini bukuku, apa bukumu?

Sabtu, 11 September 2010

Biro Jodoh Khusus Kaum Elite

Biro Jodoh Khusus Kaum EliteBiro Jodoh Khusus Kaum Elite by Farahad Zama

My rating: 4 of 5 stars


#2010-13# hadiah dari lulu



Bagaimana mencari jodoh yang sesuai dengan keinginan anda?



Salah satu caranya adalah melalui biro jodoh. Di India, untuk agama Hindu dengan sistem kastanya, agak sulit menemukan calon mempelai yang benar-benar sesuai. Perjodohan untuk menemukan kompromi yang terbaik. Humor-humor cerdas yang diungkapkan dalam buku ini datang dan pergi, dijalin dalam sudut pandang keluarga Muslim India yang memiliki biro jodoh ini, namun mereka sangat berpikiran terbuka terhadap perbedaan agama di sekitarnya.



Beberapa pendapat klien yang diungkapkan dalam buku ini (membuat terhenyak, tersenyum, geli sendiri ):

"Calon yang benar-benar tidak sesuai, terlalu gelap kulitnya, terlalu tua, terlalu pedek, bahkan tidak berpendidikan."

"Putri anda tidak akan punya ibu mertua. Kata orang, wanita tanpa ibu mertua adalah yang beruntung."

"Saya memikirkan cucu-cucu saya kelak. Saya nikahkan anak saya dengan pria yang bertubuh tinggi, mudah-mudahan postur anak mereka paling tidak mencapai rata-rata."

"Jangan membicarakan hal-hal tidak relevan ketika bertemu pertama kali , walaupun itu sangat kau minati. Setelah kau bertunangan dengannya, barulah kau bisa mengobrol tentang katup dengan sesuka hati."

"Ingin menantu terpandang, dan bisa hidup di Amerika."





Yang membuat saya heran, bahwa cinta bisa tumbuh dari perjodohan. Karena perjodohan ini bukan menyatukan cinta, tapi menyatukan dua keluarga yang merasa bahwa kondisi sosial ekonomi mereka berimbang, lalu bersatu dalam ikatan pernikahan. Dari beberapa cerita di sini diulas, mereka mendaftar, menemukan jodohnya, lalu dalam beberapa minggu melakukan pertunangan, menikah.



Dan herannya lagi, beberapa klien yang tampak di sini adalah klien yang pandai dan kaya, insinyur software, pengusaha, dokter, yang menurut pandang kita, mudah bagi mereka untuk mencari siapa pun yang akan mereka nikahi. Tampak bahwa mereka menggantungkan diri ke orang tuanya untuk mencarikan jodoh. Apa lingkungan kepandaiannya itu juga tak menemukan satu jodoh pun untuk mereka? Begitu sulitkan di India untuk orang mengenal dari kalangan kasta yang sama?



Dan melihat bahwa pernikahan memang tidak bisa hanya dengan cinta. Butuh pendewasaan lebih jauh untuk soal itu. Cinta romantis ini hanya akan berlangsung beberapa tahun, dan mereka harus mencari jalan lain untuk langgeng seumur hidup. Pernikahan adalah penyatuan dua keluarga, baik yang berlatar belakang mirip atau berbeda sama sekali.



****

Cerita yang menarik, penerjemahan yang bagus (kecuali soal guava juga) paparan cerita soal india yang menarik. Dari cerita ini tampak bahwa penulisnya sangat suka terhadap buah-buahan, dengan bertebaran guava, pepaya, mangga, jambu mede, sebagai salah satu latar cerita. Disini kita juga dapat melihat kehidupan Muslim India dan juga kehidupan keluarga Brahmana yang tidak selalu sejahtera. Sindiran-sindiran terhadap kehidupan pernikahan di India yang dirasa berat sebelah bahkan tidak adil pada kaum wanitanya disampaikan lewat obrolan antara Mr. Ali dan kliennya atau tokoh-tokoh lain. Bahkan disampaikan juga sindiran kepada pemerintah yang lebih mementingkan untuk membangun perusahaan multinasional ketimbang memberikan fasilitas kesehatan kepada daerah miskin yang dibela oleh putra mereka. Juga tentang petugas pemerintah yang suka cari-cari perkara.



****



Temukan jodohmu, atau jodoh yang menemukan anda.

Mana yang lebih baik?




View all my reviews

Tidak ada komentar: