ulasan. resensi. kesan.

ulasan. resensi. kesan. ini bukuku, apa bukumu?

Sabtu, 11 September 2010

Garis Perempuan

Garis PerempuanGaris Perempuan by Sanie B. Kuncoro

My rating: 3 of 5 stars


#2010-23#



Perempuan, yang dipuja sebagai kembang, sering hanya dinanti ketika mekar, namun diganti ketika layu. Apakah kumbang hanya mencari yang segar?



Masa perawan hanya datang satu kali. Itulah hidup yang dijalani perempuan. Nilai-nilai yang ditanamkan oleh budaya timur, apakah kau bakul karak, buruh cuci, pekerja salon, penjual batik, mahasiswi sosiologi, atau penghuni rumah benteng cina.



Apakah hanya lelaki dan ibu mertua yang menilai keperawanan perempuan? Kenapa tidak kita sendiri? Kenapa menjadi tidak perawan menjadi tidak suci?



Empat perempuan ini memilih, semua untuk saat pertama mereka, untuk menggadaikan dan ditebus kembali, untuk dijual namun direbut lagi, untuk diserahkan dengan cinta entahlah jadi, atau untuk ditinggalkan tak jadi apa-apa.

Dan apakah ini soal keperawanan atau kehormatan? Apakah ini soal nama baik atau hanya gosip di belakang apabila tidak perawan? Atau kehidupan di belakang, yang belum mereka ketahui, tapi mereka sudah menanggung konsekuensinya. Mereka tahu, mereka memilih.



Memilih seseorang dalam jodohmu seperti memilih kucing dalam karung yang berlapis-lapis. Setiap terbuka lapisan awalnya, akan memunculkan sesuatu yang belum kau ketahui pada mulanya. Lalu kau menduga apa yang ada dalam lapisan berikutnya, yang ketika kau buka tak serupa dugaanmu. Begitulah, setiap lapis kehidupan pasanganmu akan menyimpan misterinya sendiri.



Seringkali perempuan hanya menjadi obyek dari norma atau etika yang ada di masyarakat. Lelaki tidak dipertanyakan keperjakaannya, namun perempuan selalu.

Ketika perempuan diperkosa, yang disalahkan perempuan, dianggap terlalu genit. Ketika perempuan tidak bahagia dalam perkawinannya, yang disalahkan perempuan, dianggap tidak bisa nerimo. Ketika si suami selingkuh, yang disalahkan si istri, yang kurang bisa menjaga suaminya baik-baik, nggak bisa memberi kehangatan di rumah. Ketika anak-anak berkelahi, yang disalahkan ibunya, yang tidak memberikan pengajaran yang baik.



Perempuan, tidaklah bisa selalu sempurna. Namun bagaimana kita menjalani kodrat sebagai perempuan ini agar selalu sebagai bunga segar, yang selalu berbunga, tidak sekali petik dan layu, selalu memberikan kebahagiaan pada sekitar, dapat sedih ketika hujan.

Perempuan ada bukan cuma untuk mengabdi, namun juga untuk dirawat dan dihargai. Cerdas bagaikan ratu, cantik laksana dewi, dan kuat bagai prajurit.



Karena kita istimewa. Dan pelukan selalu memberikan ketentraman.



View all my reviews

Tidak ada komentar: