ulasan. resensi. kesan.

ulasan. resensi. kesan. ini bukuku, apa bukumu?

Sabtu, 18 September 2010

Extremely Loud and Incredibly Close

Extremely Loud and Incredibly CloseExtremely Loud and Incredibly Close by Jonathan Safran Foer

My rating: 5 of 5 stars


#2010-36#



UNIQUE. UNIK. PROPRE





Bagaimana jika kau membaca sebuah buku dan alih-alih kau membaca kisah si tokohnya, namun kau terperosok dalam apa yang dirasakan oleh si tokoh. Ia memberimu kata-kata, gambar, bukan merupakan ilustrasi ceritanya, namun apa yang dilihat si tokoh, akan kita lihat juga, dengan perasaan yang kurang lebih sama dengan si tokoh. Novel ini mengombang-ambingkan perasaan bingung dan kacau si tokoh, menjadi kebingungan kita juga, dan membuat kita emosi karena ikut sebal, mengerenyit atau aneh barangkali.



Dengan tiga sudut pandang yang berbeda-beda, bisa dikenali dari cara berceritanya, yang terkadang harus ditebak-tebak, siapakah 'aku' yang sedang bercerita di sini. Alur yang maju mundur tumpang tindih, yang diceritakan dengan kisah yang terpisah-pisah, antara Oskar, nenek, dan kakeknya ini, namun bertemu bukan pada satu titik muara, entah ada misteri atau tidak yang terungkap, diceritakan dengan cerdas dan mampu membuat geleng-geleng kepala melihat tingkah si tokoh yang mengidolakan Stephen Hawking.



Cerita ini merupakan curahan hati Oskar Schell, yang kehilangan ayahnya dan tidak menemukan tubuhnya dalam tragedi 9/11. Dia tidak tahu bagaimana ayahnya meninggal. Hanya 5 pesan telepon yang diterimanya, dan disembunyikannya. Ia menemukan kunci, dalam amplop bertuliskan Black. Dan ia memulai pencariannya ke seluruh New York.



Aku menghitung waktuku dan mendapati bahwa 3 detik dibutuhkan untuk membuka kunci. Lalu aku memikirkan bahwa jika seorang bayi lahir di New York setiap 50 detik, dan setiap orang punya 18 lubang kunci, maka setiap lubang kunci dibuat di New York setiap 2,777 detik. Jadi, bahkan jika yang kulakukan hanya membuka kunci, aku masih akan diikuti oleh 0,333 lubang kunci setiap detik. (h.49)



Mencari seorang Black. Untuk apa kunci itu? Apakah ini pesan ayahnya untuknya? Apakah kematian ayahnya misteri? Bagaimana ia meninggal? Apakah ia di dalam ketika gedung tertabrak pesawat? Apakah ia yang berlari dan melompat ke udara? Dimulailah wawancaranya.



Kekalutan kakek Oskar. Yang tidak berbicara. Yang lebih penuh teka-teki dalam dirinya. yang akhirnya menuliskannya dalam surat-surat yang semakin lama semakin rapat.







Goresan. Warna. Kosong. Orang-orang. Gambar. Hanyut. Berdecak. Geleng-geleng kepala. Tekateki lagi.





















































m a a f

















































Mungkin itu yang saya rasa.





View all my reviews

Tidak ada komentar: