Saudara Sehati by Chitra Banerjee Divakaruni
My rating: 5 of 5 stars
#2010-74#
Suatu sore di akhir Mei, ketika sedang berjalan-jalan di Blok M Square, sambil mencari buku anak untuk perpustakaan sekolah, sebelum janjian dengan seorang dokter dan seorang reporter, mataku masih menari-nari mencari buku tanpa judul. Ya, belum tahu judulnya, karena dalam pasar buku begini, lebih enak ditemukan buku daripada mencari buku. Bisa saja buku yang tidak sedang dihunting ketemu mendadak, atau yang sedang dihunting malah nggak ketemu-ketemu.
Begitulah yang terjadi, yang ketemu malah buku huntingan seorang teman penyiar, terpampang manis bersama tiga temannya.
Sister of My Heart, The Vine Desire, Mistress of Spices, masing-masing sepasang dan The Conch Bearer, sendirian. Karya Divakaruni yang cantik. Berhubung dana hanya secukupnya, maka diputuskan menyelamatkan satu dulu sambil berdoa mudah-mudahan yang lainnya masih akan ada minggu depan. (tanggal 30, bo! Blum gajian..) Jadi aku menelepon si rekan penyiar dan bilang, “eh, ini buku huntingan loe ada. mo gue beliin dulu?” . Dan buku Sister of My Heart ini pun berpindah tangan untuk si rekan bersama The Conch Bearer yang sendirian. Aku meninggalkan kios dengan harap-harap cemas mudah-mudahan tiga judul lainnya masih akan ada kalau aku kembali sesudah gajian nanti.
Tiga minggu kemudian, aku kembali ke Blok M Square dan kembali ke kios yang dimaksud, tapi buku-buku itu tak ada. Rasa sedih dan menyesal tak terbayangkan, tapi disembunyikan dengan berjalan gontai keluar dari Blok M menuju Burger Blenger karena lapar di sore hari. Kecewa banget!
Sepotong Cheese Burger dan jus strawberry ternyata tidak meredakan kesalku karena seperti kehilangan kesempatan membeli buku. Kucurahkan sesalku pada sahabat yang menemani makan, dan kemudian ia berkata, "loh, tadi kan ada, gue liat koq buku-buku Divakaruni di BMS.” Yaayy, koq gue gak lihat??? @_@
Langsung melirik jam tangannya, dan menyadari itu sudah jam 7 malam, buru-buru kubereskan bawaanku dan mengajaknya kembali bergegas ke BMS. Lumayan juga menenteng ransel berisi laptop berjalan cepat setengah berlari dari Lamandau, Taman Ayodya, sepanjang Mahakam, naik jembatan penyeberangan, balik lagi ke Blok M Square. 20 menit kemudian sampai dan.. Oh my God!! I’m so stupid! Buku itu ada di kios sebelahnya yang aku datangi. Ternyata hanya berpindah tempat saja, karena pemilik kiosnya masih sama.
Huh, ternyata karena tadi aku lagi setengah bete dan males ngomong nggak nanya-nanya sama yang jual, padahal bukunya ada. *sambil narik napas sesudah jalan cepat dan lari kurleb 2 km*. Nasihatnya adalah, kalau lagi males ngomong, jangan hunting buku deh, nanti malah tidak bertanya, berlari-lari kemudian, capek.. Soalnya kalau lagi hunting harus rada-rada nanya.
Sesudah mendapatkan bukunya mampir apotik dulu buat beli plester, karena jempolku lecet..
Dan it’s really a worth it story..
Dua gadis yang lahir pada hari yang sama, rumah yang sama, dan para ayah yang menghilang beberapa bulan sebelum mereka lahir. Dibesarkan dalam rumah penuh perempuan-perempuan kuat yang menentukan jalan hidup mereka. Ibunda mereka berdua, dan seorang bibi yang mengasuh sejak kecil. Lima perempuan tegar dalam satu keluarga.
Anju si tuan rumah, dan Sudha si cantik yang keluarganya terdampar di rumah Anju.Mereka berbagi semua rahasia bersama, persahabatan dan persaudaraan khas perempuan, cinta, hasrat, kenakalan-kenakalan remaja, jiwa pemberontak, hingga kehidupan pernikahan. Rahasia-rahasia keluarga yang hanya terbuka pada Sudha, perasaan bersalahnya pada Anju, dan menutupinya karena rasa sayangnya sebagai saudara.
Menjadi perempuan Hindi itu tidak mudah, apalagi tentang pernikahan. Sudha yang menikah bukan dengan pujaan hatinya, namun untuk menuruti keinginan keluarganya, namun mendapatkan mertua yang kejam, yang hanya memikirkan keturunan, tanpa memikirkan perasaan menantunya. Anju yang menikah dengan pemuda lulusan Amerika, menyadari bahwa suaminya memikirkan cinta yang lain.
Saudara sehati selalu bisa menjadi sandaran, dimintai pelukan penghiburan. Bukan darah yang menyatukan perbedaan, tapi hati berjalan beriringan.
View all my reviews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar