Orang-Orang Bloomington by Budi Darma
My rating: 4 of 5 stars
#2010-25#
SINTING!!
Tokoh 'saya' yang ada di sini semuanya benar-benar seseorang yang mau tahu saja urusan orang lain. Aku sendiri berusaha menghubung-hubungkan bahwa tokoh 'saya' ini benar-benar ada, dan semua cerita ini bertaut satu sama lain.
Pertama, sesudah ia mengamat-amati lelaki yang membawa senjata itu, lalu ribut mempertanyakannya, bahkan mencari tahu ke lingkungan sekitarnya, tanpa ia bertanya langsung pada si laki-laki ini. Kedua, dengan Joshua Karabish, yang meninggal dan meninggalkan barang-barangnya untuknya, dengan sengaja ia menelusuri kehidupannya. Ketiga, dendam tidak jelas pada keluarga M, yang membuatnya berpikir untuk mencelakakan anggota keluarga tersebut. Keempat, kehidupan Orez yang aneh, yang membuatnya ingin menyingkirkannya, dan pikiran-pikiran yang merasukinya. Keenam, kecemburuannya pada Yorrick, yang membuatnya berwajah palsu, sebenarnya kesal luar biasa tapi tetap berwajah tak bersalah. Ketujuh, ketertarikan anehnya pada ny. Elberhart, yang membuatnya masuk dalam perangkap kehidupannya. Kedelapan, perjumpaan dengan Charles Lebourne, berusaha menyingkap kesalahan di masa lalu.
Aku yakin si 'saya' ini berwajah poker face, seseorang dengan air muka yang tak terlihat apabila ia senang, gembira, dendam, atau cemburu. Semua dilakukannya begitu saja. Dengan perasaan tentunya, bukannya tanpa perasaan, buktinya kadang-kadang ia merasa bersalah atas perbuatannya.
Aku khawatir apabila ada orang seperti si 'saya' ini di lingkunganku. Apa yang ia pikirkan ketika mengempeskan ban hanya karena iri sama Yorrick, cemburu yang hebat namun didukung oleh wajah yang tetap tersenyum. Apa yang ia pikirkan sewaktu saking kesalnya ia berdoa tidak melihat keluarga M lagi. Kenapa sih dengan si saya ini? Kesepiankah dia? Isengkah dia? Atau hanya gejolak hati saja yang butuh penyaluran. Gemes rasanya pengen berteriak di kupingnya,'Duuhh.. please deehhh!!!'
Tapi terkadang yang tokoh 'saya' rasakan iya juga, ini adalah sindroma 'cari perhatian' akut, sampai dia merasa perlu untuk memperhatikan keadaan dan mencari penyebab kesalahan yang merugikan dirinya, lalu mencari cara untuk balas dendam sehingga perasaannya lebih tenang.
Tapi ini agak kurang waras menurutku, karena sesudah membalaskan dendamnya ia agak dikejar-kejar rasa bersalah. Tapi yang jelas sih tokoh 'saya' ini pasti sedikit punya bakat depresi.
Menakjubkan, membaca jalan pikiran seseorang yang tampaknya biasa-biasa saja, seolah menelanjangi pikiran-pikiran yang terkadang terselubung dalam pikiran kita sendiri. Pikiran yang seringkali sebenarnya ada, namun sering kita sangkal dengan menganggap bahwa semuanya baik-baik saja. Sisi aneh dalam diri masing-masing yang dicoba untuk ditutup-tutupi dengan wajah bahagia.
View all my reviews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar